Jumat, 02 Juli 2010

PROFESIONALISME PELAYANAN PRIMA

Tema hari jadi Pemkot ke 64 ini adal;ah "profesionalisme  Pelayanan prima:(Solo Berseri Edisi IV/tahun 2010),saya kira tema ini sudah seharusnya dan tidak menjadikan sesuatu yang luar biasa.Karena memang harusnya denikian seorang birokrat /PNS hal itu sudah menjadikan hal yang wajib.Hanya pertanyaannya apakah sudah sedemikian kenyataannya..Masih banyak perilaku dan budaya birokrat yang tidak profesional apalagi bisa memberikan pelayanan secara prima..Kita lihat saja kasus kasus pegawai yang kena sanksi mulai dari yang berat sampai yang ringan..Saya kira tema atau visi tersebut masih memerlukan liku liku perjalanan yang panjang dan perobahan budaya yang sampai saat ini masih melekat.
Berbagai penegakan disiplin memang sudah nampak diberlakukan seperti apel pagi,pengawasan melekat serta berbagai cara lain yang telah dilakukan demi terwujudnya Birokrat yang benar benar melayani dan siap on time.
Mengapa  begitu susahnya
 Profesionalisme dan pelayanan prima adalah sesuatu yang tidak terpisahkan,kalau profesional pasti pelayanan prima adalah merupakan output dari hal tersebut..saya kira masih bayak faktor yang masih cukup menjadi kendala dan mengganjal tujuan itu.yaitu terwujudya birokrasi yang benar benar melayani.Berikut mungkin faktor faktor penghambat profesionalisme sbb :

1.Masalah budaya : kita ini masih dihadapakan atau dililit oleh budaya peninggalan feodalisme dan bahkan budaya orde baru masih melekat pada diri para birokrat,mereka masih merasa sebagai yang masih dibutuhkan,belum merasa yang harus melayani.Paradigma pembalikan pelayanan dan perilaku ini sebenarnya sudah didengung dengungkan sejak reformasi..Masalah culture ini nampaknya masih sangat sulit dan tidak semudah membalik kaki (artinya sulit membalik kaki daripada tangan).Budaya amtenar apalagi,tanpa meremehkan lulusan STPDN yang dari sononya juga dididik keras dalam arti negatif ( contoh penganiayaan sesama mahasiswa,kasusu skandal seks dsbnya.jadi dari pabriknya saja birokrat  sudah jauh dari profesionalisme,saya masih memerikan apresiatif birokrat dari lulusan perguruan diluar STPDN,mereka relatif lebih cepat diajak profesional.Saya ingat pernah membaca bku karangan David Osborne,yang sekaligus membuat saya merinding,yang mengatakan,kalau akan memnajadikan birokrasi baik harus merubah DNA nya dari birokrasi itu..(betapa susahnya)
Implikasi dari semua itu maka jangan heran sikap sikap korup,arogansi masih saja terjadi di kalangan birokrasi,Perlu diingat birokrasi adalah urusan yang monopolotif istilah saya saya,artinya tidak ada kompetitor lain,sehingga masyarakat tidak ada pilihan lagi,seperti kita membeli barang di toko kalau pelayanan buruk tentu kita tdak akan membeli di toko itu,tetapi di birokrasi ya...mau gak mau ya harus disitu.

2.Masalah reward dan phunisment,masalah ini tidak jelas atau belum pasti parameternta,sehingga yang rajin dan tidak toh sama saja tetap menerima gaji.Tetapi bagi saya akan lebih menyoroti pada hal reward,ini masih sangat sangat subyektif,bahkan saya katakan institusi yang namanya Baperjakat masih jauh dari obyektivitasnya,boleh dikatakan banyak manipulasi dan dijangkiti ":like and dislike".Kadang yang lebih sakti adalah Baperjakat jalanan.Kalau sudah begitu apa yang terjadi...bisa ditebak kecemburuan,keputus asaan,dan akhirnya apatis alais indisiplinier karena mugkin sebagai bentuk resistensi atas kebijakan itu dan hasilnya adalah tidak prima lagi dalam memberikan pelayanan.Akses atau keterdekatan menjadi sesuatu strategi instan memperoleh posisi untuk meningkatkan/mencari jabatan.

3.Masalah sistem,masalah ini mengkait sekali dengan masalah aturan,mekanisme dan prosedural yang sudah usang dan kurang mengantisipasi perubahan eksternal.Ini menjadikan pembenaran bagi pengambil keputusan.Maka kedepan memang erlu terus ada evaluasi terus menerus terhadap sisitem ini.Apalagi kalau sisitem ini dimanipulir atau disalah gunakan.

4.Tidak terbiasanya untuk bekerja dalam mengahasilkan kinerja itu dituntun oleh susatu VISI dan MISI,apa akibat dari ini ???bisa ditebak bahwa bekerja atau kinerja tidak bisa terukur.memang visi dan misi ada,tapi apa yang terjadi...itu haya sebuah retorika saja,paling tidak tulisan ditembok saja..

5.Koordinasi,ini juga masih lemah,sikap arogansi dan ego sektoral ini masih menjadi permasalah juga.,banyak pekerjaaan yag betjalan sendiri sendiri dan bayak kebijakan yang akhirnya tidak berjalan baik.

6.Perencanaan yang tidak matang,ini bisa dilihat dari kinerja penyerapan APBD,ini sangat konyol ,karena dampak dari ini semua output dari kinerja menjai asal asalan saja (dta yang ada tahun 2010 ini pada bulan smester I ini saja tidak sedikit SKPD yang masih nol persen realisasinya).Ingat APBD sebagai salah satu variabel dari pertumbuhan ekonomi,karena dari san intervensi kebijakan publik dibiayai dari goverment ekspenditure.

7.Ini barangkali yang paling akhir ,yaitu,tentang kebijakan kebijakan publik yang nampaknya masih belepotan,dan selalu saja setiap kebijakan publik pasti dihadapkan pada resisitensi dari warga,contoh masalah pembangunan shelter bus umum,bahkan pengadaan dari bis iru sendiri.Program program yang nampaknya pro poor,itu belum dilandasi oleh roh yang sebenarnya.artinya kalau boleh saya sebut hanya politis saja.
Program atau proyek proyek yang sangat tidak recovery,ini nanti akan menjadi bom waktu dikemudian hari,yaitu pembeayaan yang membengkak.

Untuk itu profesionalisme itu saya kira jangan hanya diartikan secara sempit saj atau kulitnya saja,bukan pokoknya PNS nya nampak manut ,disiplin dsbnya,meskipun hal ini juga penting dan merupakan starting point,tetapi kedepan harus lebih komprehensif,yaitu pejabat yangb handal,responsifv.akuntabel,kapababel dan punya integritas.
Demikian urun rembug,semoga bermanfaat...selamat HUT ke 64 th usia yang sudah cukup manula,tetai jangan menjadi manula yang pikun.Kesejahteraan masyarakat ada dipundak birokrasi beserta birokratnya.AOPBD kita terbatas,maka efesiensi menjadi hal yang penting,kurangi celebrate yang tidak membuahkan multipier effect.Masalah PKL masalah banyak tersisa masalah,jangan berhenti pada keberhasilan pindahhnya MOnjari Ke pasar Notoharjo,masih banyak para PKL yang nekat jalan dipinggir jalan.Kita punya beban dengan sanjungan rekomendasi APMCHUD,...what next,dan apa posisi tawar kita dari Deklarasi APMCHUD 3 baru baru ini.jangan hanya seperti pasar malam saja ( maaf agak perih,tetapi ini demi kebaikan kita semua.karena masih banyak warga yang berada digaris kemiskinan..dan ancaman ledakan urbanisasi juga perlu menjadi perhatian).oleh : agustaf.juli 2010,dari pinggiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar