Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
B-11
PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENINGKATAN
DAYA SAING USAHA KECIL MENENGAH
Arief Rahmana
1Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik,Universitas Widyatama
Jl. Cikutra No. 204A Bandung 40125
Telp. (022) 7275855 ext. 132, Faks. (022) 7274010
E-mail: arief.rahmana@widyatama.ac.id
ABSTRAK
Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi dan industri
suatu negara. Hampir 90% dari total usaha yang ada di dunia merupakan kontribusi dari UKM. Disamping itu,
UKM mempunyai kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja. Studi empirik menunjukkan bahwa UKM pada
skala internasional merupakan sumber penciptaan lapangan pekerjaan. Kontribusi UKM terhadap penyerapan
tenaga kerja, baik di negara maju maupun negara berkembang, termasuk Indonesia, mempunyai peranan yang
signifikan dalam penanggulangan masalah pengangguran. Dalam era ekonomi global saat ini, UKM dituntut
untuk melakukan perubahan guna meningkatkan daya saingnya. Salah satu faktor penting yang akan
menentukan daya saing UKM adalah teknologi informasi (TI). Penggunaan TI dapat meningkatkan
transformasi bisnis melalui kecepatan, ketepatan dan efisiensi pertukaran informasi dalam jumlah yang besar.
Studi kasus di Eropa juga menunjukkan bahwa lebih dari 50% produktivitas dicapai melalui investasi di bidang
TI. UKM dikatakan memiliki daya saing global apabila mampu menjalankan operasi bisnisnya secara reliable,
seimbang, dan berstandar tinggi.
Kata Kunci: UKM, Teknologi Informasi, Daya Saing
1. PENDAHULUAN
Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai
peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi
dan industri suatu negara (Husband and Purnendu,
1999; Mahemba, 2003; Tambunan, 2005). Usaha
kecil penting untuk dikaji karena mempunyai
peranan yang krusial dalam pertumbuhan ekonomi
pada skala nasional dan regional. Hampir 90% dari
total usaha yang ada di dunia merupakan kontribusi
dari UKM (Lin, 1998). Disamping itu, UKM
mempunyai kontribusi terhadap penyerapan tenaga
kerja (Tambunan, 2005). Studi empirik
menunjukkan bahwa UKM pada skala internasional
merupakan sumber penciptaan lapangan pekerjaan
(Olomi, 1999; Lin, 1998; Westhead and Cowling,
1995). Kontribusi UKM terhadap penyerapan tenaga
kerja, baik di negara maju maupun negara
berkembang, termasuk Indonesia, mempunyai
peranan yang signifikan dalam penanggulangan
masalah pengangguran
Di Indonesia UKM mempunyai peranan yang
strategis dalam pembangunan, hal ini ditunjukkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang dinyatakan
bahwa untuk memperkuat daya saing bangsa, salah
satu kebijakan pembangunan dalam jangka panjang
adalah memperkuat perekonomian domestik
berbasis keunggulan masing-masing wilayah
menuju keunggulan kompetitif. Perwujudan
kebijakan ini dapat dilakukan salah satunya adalah
melalui pengembangan UKM. Selain itu,
dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun
2007 tentang Percepatan Pengembangan Sektor Riil
dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM),
menunjukkan makin kuatnya posisi UKM dalam
kebijakan pembangunan nasional. Persoalan
mendasar dari hal tersebut adalah bagaimana
implementasi kebijakan-kebijakan tersebut,
sehingga UKM di Indonesia betul-betul menjadi
pelaku ekonomi yang mempunyai kontribusi besar
dalam memperkuat perekonomian domestik.
Berdasarkan penelitian The Hongkong and
Shanghai Banking Corporation (HSBC) pada tahun
2007, UKM di Indonesia sangat optimis untuk terus
dikembangkan karena sekitar 64% pengusaha UKM
di Indonesia mempunyai niat untuk menambah
investasi pengembangan bisnis dan sekitar 44%
pengusaha UKM di Indonesia mempunyai rencana
untuk menambah tenaga kerja. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa UKM di Indonesia
merupakan barometer dari kesehatan ekonomi suatu
negara. Penelitian ini lebih menegaskan kembali
bahwa UKM di Indonesia telah menunjukkan
perannya dalam penciptaan atau pertumbuhan
kesempatan kerja dan sebagai salah satu sumber
penting bagi pertumbuhan Produk Domestik Bruto
(PDB).
Menurut Kementrian Negara Koperasi dan UKM
(2007) menyatakan bahwa pada tahun 2006
kontribusi UKM dalam penciptaan nilai tambah
nasional sebesar Rp 1.778,75 triliun atau sebesar
53,3 persen dari PDB nasional dengan laju
pertumbuhan PDB tahun 2005-2006 adalah sebesar
5,40 persen. Begitu pula penelitian Rafinaldi (2004)
menyatakan bahwa UKM Indonesia telah
memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
B-12
kerja, yaitu sebesar lebih dari 50% dari total serapan
nasional. Kontribusi ini menunjukkan bahwa UKM
di Indoensia mempunyai kemampuan untuk
memperkuat struktur perekonomian nasional
(Prawirokusumo, 2001).
Sementara itu, berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh AKATIGA, the Center for Micro
and Small Enterprise Dynamic (CEMSED), dan the
Center for Economic and Social Studies (CESS)
pada tahun 2000, menunjukkan bahwa karakteristik
UKM di Indonesia adalah mempunyai daya tahan
untuk hidup dan mempunyai kemampuan untuk
meningkatkan kinerjanya selama krisis ekonomi.
Basri (2003) mengemukakan bahwa UKM di
Indonesia dapat bertahan di masa krisis ekonomi
disebabkan oleh 4 (empat) hal, yaitu : (1) Sebagian
UKM menghasilkan barang-barang konsumsi
(consumer goods), khususnya yang tidak tahan
lama, (2) Mayoritas UKM lebih mengandalkan pada
non-banking financing dalam aspek pendanaan
usaha, (3) Pada umumnya UKM melakukan
spesialisasi produk yang ketat, dalam arti hanya
memproduksi barang atau jasa tertentu saja, dan (4)
Terbentuknya UKM baru sebagai akibat dari
banyaknya pemutusan hubungan kerja di sektor
formal.
Namun untuk menghadapi krisis ekonomi global
dan perdagangan bebas multilateral (WTO), regional
(AFTA), kerjasama informal APEC, dan ASEAN
Economic Community (AEC) pada tahun, UKM
dituntut untuk melakukan perubahan guna
meningkatkan daya saingnya agar dapat terus
berjalan dan berkembang. Salah satunya adalah
dengan cara menggunakan teknologi informasi (TI).
Penggunaan TI dapat meningkatkan transformasi
bisnis melalui kecepatan, ketepatan dan efisiensi
pertukaran informasi dalam jumlah yang besar.
Studi kasus di Eropa juga menunjukkan bahwa lebih
dari 50% produktifitas dicapai melalui investasi di
bidang TI. UKM dikatakan memiliki daya saing
global apabila mampu menjalankan operasi
bisnisnya secara reliable, seimbang, dan berstandar
tinggi.
2. USAHA KECIL MENENGAH
2.1 Definisi
Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU
memberikan definisi Usaha Kecil Menengah
(UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop
dan UKM), Badan Pusat Statistik (BPS), dan UU
No. 20 Tahun 2008. Menurut Kementrian Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud
dengan Usaha Kecil (UK) adalah entitas usaha yang
mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak
Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan
paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu,
Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha
milik warga negara Indonesia yang memiliki
kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000
s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan
bangunan.
Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi
UKM berdasarkan kunatitas tenaga kerja. Usaha
kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah
tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha
menengah merupakan entitias usaha yang memiliki
tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.
Pada tanggal 4 Juli 2008 telah ditetapkan
Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah. Definisi UKM yang
disampaikan oleh Undang-undang ini juga berbeda
dengan definisi di atas. Menurut UU No 20 Tahun
2008 ini, yang disebut dengan Usaha Kecil adalah
entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut : (1)
kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; dan (2)
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp
300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah).
Sementara itu, yang disebut dengan Usaha
Menengah adalah entitas usaha yang memiliki
kriteria sebagai berikut : (1) kekayaan bersih lebih
dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; dan (2) memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).
2.2 Klasifikasi UKM
Dalam perspektif perkembangannya, UKM dapat
diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok yaitu :
a. Livelihood Activities, merupakan UKM yang
dzigunakan sebagai kesempatan kerja untuk
mencari nafkah, yang lebih umum dikenal
sebagai sektor informal. Contohnya adalah
pedagang kaki lima
b. Micro Enterprise, merupakan UKM yang
memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki
sifat kewirausahaan
c. Small Dynamic Enterprise, merupakan UKM
yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan
mampu menerima pekerjaan subkontrak dan
ekspor.
d. Fast Moving Enterprise, merupakam UKM yang
telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan
melakukan transformasi menjadi Usaha Besar
(UB)Persamaan
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
B-13
3. TEKNOLOGI INFORMASI
Istilah teknologi informasi (TI) mulai populer di
akhir tahun 70-an. Pada masa sebelumnya istilah
teknologi informasi biasa disebut teknologi
komputer atau pengolahan data elektronis
(electronic data processing). Teknologi informasi
didefinisikan sebagai teknologi pengolahan dan
penyebaran data menggunakan perangkat keras
(hardware) dan perangkat lunak (software),
komputer, komunikasi, dan elektronik digital.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang
digunakan untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu,
yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan
pemerintahan dan merupakan informasi yang
strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi
ini menggunakan seperangkat komputer untuk
mengolah data, sistem jaringan untuk
menghubungkan satu komputer dengan komputer
yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan
teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat
disebar dan diakses secara global.
Dengan demikian, secara umum teknologi
informasi dapat diartikan sebagai suatu subyek yang
luas yang berkenaan tentang teknologi dan aspek
lain tentang bagaimana melakukan manajemen dan
pemrosesan pengolahan data menjadi informasi.
Teknologi informasi ini merupakan subsistem dari
sistem informasi (information system). Terutama
dalam tinjauan dari sudut pandang teknologinya.
4. KONSEP DAYA SAING
Daya saing dapat didefinisikan sebagai
kemampuan untuk mempertahankan pangsa pasar.
Kemampuan ini sangat ditentukan oleh faktor suplai
yang tepat waktu dan harga yang kompetitif. Secara
berjenjang, suplai tepat waktu dan harga yang
kompetitif dipengaruhi oleh dua faktor penting
lainnya, yaitu fleksibilitas (kemampuan untuk
melakukan adaptasi terhadap keinginan konsumen)
dan manajemen differensiasi produk.
Begitu pula halnya dengan fleksibilitas dan
differensiasi produk dapat dicapai sepanjang adanya
kemampuan untuk melakukan inovasi dan adanya
efektivitas dalam sistem pemasaran. Korelasi antara
faktor-faktor tersebut di atas disajikan pada gambar
1.
Di samping itu, berdasarkan gambar di atas, daya
saing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
peningkatan produktivitas perusahaan dan
memperluas akses pasar. Hal ini akan bermuara
kepada peningkatan omzet penjualan dan
profitabilitas perusahaan.
Gambar 1. Konsep Daya Saing
5. CONTOH APLIKASI TI DI UKM
Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan
TI di UKM, diantaranya adalah (a) banyaknya
komputer yang dimiliki oleh UKM, (b) bidang
penggunaan TI di UKM, dan (c) level penggunaan
internet di UKM. Berkaitan dengan poin (a), pada
dasarnya setiap UKM telah memiliki komputer
untuk membantu proses usahanya dengan komposisi
1 s.d. 3 sekitar 69%, 4 s.d. 10 sebesar 11%, lebih
dari 10 sebesar 18%, dan hanya 2% UKM yang
tidak memiliki komputer. UKM yang memiliki
komputer dalam membantu sistem usahanya, berarti
mereka telah memahami pentingnya TI untuk
meningkatkan produktivitas UKM yang nantinya
akan bermuara pada pembentukan UKM yang
berdaya saing. Persentase tentang hal ini tersaji pada
gambar 2.
Gambar 2. Jumlah komputer yang dimiliki UKM
Bidang penggunaan TI cukup bervariasi. Hampir
seluruh UKM telah menggunakan TI untuk
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
B-14
administrasi. Penggunaan TI untuk desain produk
dan pemasaran juga cukup banyak dilakukan,
sedangkan penggunaannya untuk proses produksi
masih terbilang rendah dibanding bidang lainnya.
Klasifikasi bidang yang menggunakan TI di UKM
dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3. Bidang penggunaan TI di UKM
Dalam hal penggunaan teknologi internet,
banyak menggunakannya untuk melakukan
browsing, sedangkan UKM subsektor kerajinan dan
komponen otomotif lebih banyak menggunakan
email. Sebagian besar KM di setiap subsektor
memakai email terutama dalam berkomunikasi
dengan konsumen. Klasifikasi penggunaan TI di
UKM dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4. Level penggunaan internet di UKM
Fungsi penggunaan internet sebagai media
teknologi informasi dalam menunjang proses bisnis
UKM adalah seperti berikut ini:
5.1 Komunikasi
Internet digunakan sebagai media komunikasi
dengan berbagai pihak. Misalnya di sini antara
UKM dengan supplier. Sebagai contoh UKM di
bidang peternakan ayam. Pemiliknya bisa
menggunakan e-mail kepada supplier pakan
ternaknya misalnya untuk melakukan order atau
sebaliknya pihak supplier yang melakukan
komunikasi dengan UKM. Komunikasi disini bisa
bermacam-macam, salah satu yang sudah dibahas
tadi misalnya penggunaan e-mail.
5.2 Promosi
Internet dapat digunakan sebagai sarana promosi
jasa atau produk yang ditawarkan oleh UKM.
Sebagai contoh misalnya UKM di bidang rent car
(persewaan kendaraan) bisa mempromosikan
jasanya melalui website atau juga melalui mailing
list. Promosi melalui internet disini bisa dilakukan
melalui berbagai cara yaitu:
a. Website, UKM bisa membuat website bagi jasa
atau produk yang akan dijual dan masukkan
website tersebut ke dalam search engine.
b. Mailing list, UKM bisa mengirimkan promosi
jasa atau produk Anda dalam bentuk e-mail ke
mailing list yang relevan dengan yang
ditawarkan.
c. Chat, UKM bisa menggunakan sarana chatting
untuk menawarkan produk atau jasa
5.3 Riset
Fungsi lain dari internet yang tidak kalah
pentingnya adalah untuk melakukan riset dan
perbandingan. UKM harus memanfaatkan internet
untuk riset agar bisa mengetahui seberapa jauh
keunggulan produknya dibanding produk sejenis
lain yang sudah ada. Fungsi riset disini juga bisa
digunakan untuk mencari formula baru untuk
memperkuat mutu dari produk atau jasa. Riset juga
berguna untuk mengetahui apa yang sedang
dikerjakan oleh kompetitor dengan produk yang
sejenis.
6. KESIMPULAN
UKM perlu memanfaatkan TI untuk
meningkatkan daya saingnya, mengingat di era
globalisasi ini arena persaingan semakin kompetitif,
dan bersifat mendunia. Seperti yang telah dijelaskan
di atas, salah satu strategi untuk meningkatkan daya
saing UKM adalah dengan melalui pemanfaatan TI.
Dengan pemanfaatan TI akan mendorong UKM
untuk mendapatkan peluang ekspor dan peluang
bisnis lainnya.
PUSTAKA
Husband, S. and Purnendu, M. (1999), “A
Conceptual Model for Quality Inetgrated
Management in Small and Medium Size
Enterprise”, International Journal of Quality &
Reliability Management, Vol. 16 No. 7, pp. 699-
713.
Lin, C.Y. (1998), “Success Factors of Small-and-
Medium-Sized Entreprises in Taiwan : An
Analysis of Cases”, Journal of Small Business
Management, Vol. 36, No,4, pp. 43-65
Mahemba, C. M. (2003), Innovation Management
Practices of Small and Medium Scale Enterprises
In Tanzania, PhD Dissertation, University of
Twente, Enschede.
Olomi, D.R. (1999b), “Scope and Role of Research
on Entrepreneurship and Small Business
Development”, in African Entreupreneurship
and Small Business Development, Ed.
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: 1907-5022
Yogyakarta, 20 Juni 2009
B-15
Rutashobya, L.K. and Olomi, D.R., DUP(1996)
LTD : Dar es Salaam, pp. 53-63
Prawirokusumo, S. (2001), Ekonomi Rakyat:
Konsep, Kebijakan, dan Strategi, BPPE,
Yogyakarta.
Tambunan, T. (2005), “Promoting Small and
Medium Enterprises with a Clustering Approach:
A Policy Experience from Indonesia”, Journal of
Small Business Management, Vol 43 No. 2,
pp.138-154.
Westhead, P. And Cowling, M. (1995),
“Employment Change in Independent Owner-
Managed High-Technology Firms in Great
Britain”, Small Business Economics, Vol 7, No.
2, pp.111-140.
Rabu, 28 April 2010
Selasa, 27 April 2010
KEKUATAN PARTAI ATAU FIGUR
MENGAPA JO DY MENANG TELAK
PENGANTAR
Perhelatan atau apapun namanya yang akan diistilahkan yang jelas pemilukada kota surakarta tahun 2010 sudah berlalu (sebetulnya sudah selesai jauh jauh hari) .Dan betul ramalan beberapa kalangan ketika Jokowi memastikan dirinya maju,yang sebelumnya masih membuat teka teki (red::entah itu bagian dari strateginya),tapi nyatanya maju juga,maka banyak yang mengatakan bahwa sejatinya pemilukada sudah usai.Apa artinya sudah usai,jelas bahwa hitungan politik kalau sosok aneh ini maju bahkan ada stigma berpasangan dengan siapapun dia pasti akan menang.
PDIP sebagai pengusung utama sosok jokowi ini sebenarnya agak “was was” kalau benar apa yang menjadi rumors bahwa si jokowi ini akan pensiun karena desakan /tidak mendapat dukungan dari keluarganya..Tapi akhirnya toh maju juga,dan pasti ini membuat partai utama pengusung (red: PDIP) ini pasti menjadi lega,dan saya jadi berpikir kalau begitu bergaianing ataupun namanya,ini bisa dikatakan bahwa sebetulnya pada peta pilkada 2010 ini sejatinya yang menumpang adalah partai pengusung utamanya yaitu PDIP.Hal ini logis bahwa dalam intern PDIP nampaknya belum siap dengan kadernya sendiri ( ingat dong dari mana jokowi itu sebelumnya ,dia hanyalah seorang pengusaha sukses dan bukan kader tulen yang dilahirkan dari kawah condro dimukonya PDIP)
Ya sudahlah itu bagian dari sejarah dan proses demokratisasi,yang jelas sosok incumbent ini menjadi moncer dan akhirnya menang lagi dengan sangat spektakuler,entah penantangnya belum layak untuk bertanding dengan sekelas jokowi atau factor lainnya yang menjadi penyebabnya.
MENGAPA SEBEGITU SPEKTAKULER MENANGNYA
89,96%( kemenangan incumbent,solopos 27 April 2010),ini angka yang cukup membawa dampak psikologis utamanya bagi sang penantang ang notabene diusung oleh partai penguasa di pemerintah pusat yaitu Partai Demokkrat dan ditambah lagi didampingi oleh Partai Golkar serta beberapa partai partai minimalis lainnya.Secara hitungan matematis seharusnya kekalahan itu tidak sedemikian fatalnya, pertarungan head to head ini.ibarat sebuah pertandingan tinju ini mestinya cukup menarik untuk ditonton,tetapi nyatanya hanya sedemikian singkatnya.
Mencermati fenomena diatas nampaknya sangat menarik untuk kita analisis dan evaluasi dengan sebuah pertanyaan mendasar magnet apakah yang dimiliki incumbent,atau memang factor posisi incumbent itu sendiri yang menjadi penyebabnya.karena bisa jadi ini menjadikan kebakaran jenggot bagi Partai Demokrat yang cukup mendapatkan suara yang signifikan ketika pemilu legislatif,namun ketika yang diadu figur menjadi lain faktanya,bahkan sang penantang baik calon walikota maupun wakilnya saja kalah di TPSnya sendiri,Mari kita urai dan kaji dimana letak salahnya .
MENENGOK POLA DAN STRATEGI PEMENANGAN DARI MASING MASING CALON.
1.Pengenalan melalui pemasangan baliho,rata rata dari masing masing kubu sepertiya sama dalam hal pemyampaian dan pelanggarannya,masing masing saling “jor joran” pola ini merupakan model yang biasa dalam upaya pengenalan dan promosi.
2.Konten dari isi baliho, klasik dan latah untuk mengobral janji janjinya.isu ekonomi kerakyatan,dana pensiun dan lain sebagainya yang pada intinya memberikan sebuah perubahan bagi kesejahteraan rakyat.Jadi tidak ada bedanya dan kata kunci program program pro poor melekat semua disana.
3.Pada sesi dialog /debat calon,juga sama sama mengangkat isu pro poor,hanya ada bedanya pada penajaman isu pokoknya saja,tetapi substansinya sangat datar dan tidak menunjukan komparasi dari masing masing kandidat.Dan bahkan sesi debat calon yang digelar insitusi formalnya yaitu KPUD incumbent tidak hadir dengan alasan yang tidak simpatik bagi sebuah proses yang harus dilalui hanya dengan alasan moderator yang tidak sesuai kesepakatan,itu saja dibantah oleh sang moderator yang disebut sebut yang merasa jadi korban karena yang bersangkutan sebenarnya tidak diundang oleh KPUD,dan anehmya KPUD sendiri seolah tanpa beban dan dengan adanya sanggahan calon moderator yang dicatut namanya itu tidak membawa implikasi psikis bagi masyarakat,atau paling tidak mengangkat simpatik masyarakat bagi calon dari pasangan WI DI.
Sekarang marilah kita review jurus dan taktik dari masing masing calon walikota/wakil selama masa kampanye.
Pola kampamye incumbent
Pola yang dilakukan incumbent,ini nampaknya cukup berhasil yaitu memadukan antara strategi kebijakan yang disampakan yaitu melalui ,pertama: manajemen branding kedua ::manajemen produk ketiga : manajemen customer.pola ini yang nampaknya dilakukan oleh incumbent,seperti branding,dia berusaha mengupayakan branded ini dalam rangka memperoleh positioning dalam mempengaruhi pemilihnya (red : kelebihan ini sebetulnya
Tidak perlu repot repot toh karakteristik militan dari konsituennya sudah establish),tetapi bagi flooting mass ini cukup strategis.Contoh konkrit dari strategi branding ini adalah hasil hasil yang telah dikerjakan selama ini dengan mengklaim sebagai sebuah fenomena adanya perubahan dibanding masa masa sebelumnyaPada tataran konsep/teori seperti yang saya jadikan referensi seperti.dalam otonomi daerah..net,(dalam blog agustafswblogspot.com) menyebutkanDi sektor publik, diakui atau tidak, dengan penerapan otonomi daerah dan semakin nyata serta meluasnya trend globalisasi saat ini, daerah pun harus saling berebut satu sama lain dalam hal:
- Perhatian (attention)
- Pengaruh (influence)
- Pasar (market)
- Tujuan Bisnis & Investasi (business & investment destination)
- Turis (tourist)
- Tempat tinggal penduduk (residents)
- Orang-orang berbakat (talents), dan
- Pelaksanaan kegiatan (events)
Taktik demikianlah kira kira yang dilakukan oleh incumbent dengan pola pencitraan terhadap kerja nyata yang telah dilakukan selama masa bakti nya.Secara psikis model kampanye dengan menunjukkan hasil ,maka akan lebih mudah untuk mempengaruhi massa,bahkan mungkin bisa dengan leluasa juga membungkus/kamuflase kampanye dengan lewat program yang masih ditanganni lewat instrumen APBD nya.
Taktik demikianlah kira kira yang dilakukan oleh incumbent dengan pola pencitraan terhadap kerja nyata yang telah dilakukan selama masa bakti nya.Secara psikis model kampanye dengan menunjukkan hasil ,maka akan lebih mudah untuk mempengaruhi massa,bahkan mungkin bisa dengan leluasa juga membungkus/kamuflase kampanye dengan lewat program yang masih ditanganni lewat instrumen APBD nya.
Pola kampanye sang penantang (chalenger)
Tatkik dan pola kampanye dari kubu WI DI ini agak kurang popular.disamping juga belum bisa menunjukkan secara konkrit dari hasil yang telah dilakukan,seharusnya pada kondisi sebagai new comer dia bisa menunjukkan sebuah terobosan terobosan yang paling tidak mampu menghipnotis para konsituennya.konnyolnya lagi adalah pola bagi bagi sembako justru pasangan ini memjadi tidak popular,isu money politic menjadi boomerang dan kegiatan kegiatan silahturahmi kepada elemen elemen ormas juga nampaknya kurang efektif.Payahnya lagi partai yang menjadi mitra koalisinya sepertinya hanya setengah hati,sehingga nampak partai Demokrat ini hanya one man show saja.Isu primordialisme dan isu reformasi birokrasi yang menjadi porsi sang calon wakil juga kurang konkrit sebagai sebuah upaya perubahan.
Dari lingkungan eksternal,pasangan ini sudah mendapat stigma money politic dan bagi bagi sembako dan konyolnya lagi mereka seakan seperti pihak yang salah dan mengalami intimidasi,diawasi dan bahkan harus berhadapan dengan satgas anti sembako,yang menurut saya ini mereka menjadi sempit ruang geraknya.Pada hal ini saya kurang simpati dengan adanya bentukan dari PDIP yang medeklaraskan dan meresmikan satgas ini..Ini menjadi ambiguitas dan lebih dari itu sangat kurang proporsional.Citra pasangan ini seperti (maaf) pihak yang selalu dicurigai.dikepung.disweeping bahkan.di uber uber .
Namun secara jujur tim suksesnya dari pasangan WI DI ini kurang optimal,kurang mampu mengindentifikasi lingkungan strategis yang mestinya bisa dikuatkan.Juga komunikasi politik dengan rekan koalisinya juga kurang optimal.mereka bahkan hanya berjalan sendiri,dan implikasi psikis politis (red: maaf istilah saya sediri).Alhasil akhirnya jadi begininilah.Dan yang masih menjadi pertanyaan spekulatif adalah mundurnya ketua tim suksesnya Purwanto.(membaca solopos akhir akhir ini)Kalau bahasa maduranya mungkin ini bias dikatakan “ancor pesena telor” alias bubruk.
Simpatik sebagai politikus.
Ini menjadi sebuah contoh yang baik,bahwa akhirnya pasangan ini cukup legowo,dan menghormati yang kalah,dan mereka masih optimis masih ada jalan panjang dan proses untuk mendarma baktikan demi keejahteraan rakyat serta kemajuan kota ..mengakui kekuatan lawan tanpa mencela atau menklaim adanya kecurangan,dan apabila pada suhu suhu politik ketika menghangat muncul sikap saling menyalahkan,itu adalah sah sah saja dalam sebuah perjuangan politik.Selamat bagi sang pemenang dan konsekuensinya adalah kontrak kontrak politik jangan diingkari,sebab sekali hal ini tidak konsisten maka trust masyarakat akan hilang dan bisa ditebak untuk tahun tahun kedepan akan ditibggalkan rakyatnya.Dan yang paling penting bagi saya ,adalah sangat menaruh dan apresiatif terhadap sikap legowo,memang belum saatnya menandingi sang incumbent,tetapi paling tidak anda sudah memberikan kontribusi terhadap tegak dan berlangsungnya proses demokratisasi di kota solo.Sekian,semoga dapat menjadikan sebuah renungan.( oleh agustav,dari lembah berkubang Lumpur nestapa,April 2010)
Minggu, 25 April 2010
Kamis, 22 April 2010
Rabu, 21 April 2010
STRATEGI CITY BRANDING UNTUK MERAIH POSITIONING
CITY BRANDING UNTUK PEMDA: PERLUKAH ?
Pernah dengar "Uniquely Singapore", “Malaysia Truly Asia” atau “Yogya Never Ending Asia” ? Saya yakin kita pasti pernah mendengarnya, atau bahkan mengingatnya.
Ya, itu adalah salah satu strategi suatu wilayah seperti Negara, Provinsi, Kabupaten, atau Kota untuk memiliki positioning yang kuat dan dapat dikenal secara luas di seluruh dunia. Upaya ini yang disebut sebagai City Branding.
Dalam dunia bisnis, Brand atau merk sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Makanya banyak perusahaan mengalokasikan anggaran yang sangat besar untuk dapat mempromosikan brand-nya ke masyarakat luas. Dengan kata lain agar brand-nya dapat menjadi Brand Equity.
Di sektor publik, diakui atau tidak, dengan penerapan otonomi daerah dan semakin nyata serta meluasnya trend globalisasi saat ini, daerah pun harus saling berebut satu sama lain dalam hal:
- Perhatian (attention)
- Pengaruh (influence)
- Pasar (market)
- Tujuan Bisnis & Investasi (business & investment destination)
- Turis (tourist)
- Tempat tinggal penduduk (residents)
- Orang-orang berbakat (talents), dan
- Pelaksanaan kegiatan (events)
Oleh karena itu sebuah daerah membutuhkan Brand yang kuat. Secara definisi, City Brand adalah indentitas, symbol, logo, atau merk yang melekat pada suatu daerah.
Sebuah pemda harus membangun Brand (brand building) untuk daerahnya, tentu yang sesuai dengan potensi maupun positioning yang menjadi target daerah tersebut.
Banyak keuntungan yang akan diperoleh jika suatu daerah melakukan City Branding, antara lain:
1. Daerah tersebut dikenal luas (high awareness), disertai dengan persepsi yang baik
2. Dianggap sesuai untuk tujuan-tujuan khusus (specific purposes)
3. Dianggap tepat untuk tempat investasi, tujuan wisata, tujuan tempat tinggal, dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan (events)
4. Dipersepsikan sebagai tempat dengan kemakmuran dan keamanan yang tinggi
LANGKAH-LANGKAH MEMBUAT CITY BRANDING YANG KUAT
Brand atau merk yang legendaris dan mampu bertahun puluhan bahkan ratusan tahun, tidak muncul begitu saja. Tetapi mereka melakukan langkah-langkah yang terencana, jelas, dan berbeda dengan para pesaingnya.
Demikian juga agar mempunyai Brand yang kuat, sebuah daerah harus memiliki karakteristik khusus yang bisa dijelaskan dan diidentifikasikan. Misalnya tampak fisik kota, pengalaman orang terhadap daerah tersebut, dan penduduk seperti apa yang tinggal di daerah tersebut.
Langkah-langkah utama dalam membangun City Branding yang kuat adalah sebagai berikut:
Mapping Survey; meliputi survey persepsi dan ekspektasi tentang suatu daerah baik dari masyarakat daerah itu sendiri maupun pihak-pihak luar yang mempunyai keterkaitan dengan daerah itu.
Competitive Analysis; melakukan analisis daya saing baik di level makro maupun mikro daerah itu sendiri.
Blueprint; penyusunan cetak biru atau grand design daerah yang diinginkan, baik logo, semboyan, ”nick names”, ”tag line”, da lain sebagainya beserta strategi branding dan strategi komunikasinya.
Implementation; pelaksanaan grand design dalam berbagai bentuk media, seperti pembuatan media center, pembuatan events, iklan, dan lain sebagainya.
Beberapa contoh kota di dunia yang dianggap memiliki City Brand yang kuat adalah New York, Paris, dan San Francisco. Mengapa kota-kota tersebut dianggap memiliki City Brand yang kuat ? Karena kota-kota itu memiliki kualifikasi yang harus dimiliki oleh suatu brand yang kuat, yaitu mempunyai sejarah, kualitas tempat, gaya hidup, budaya, dan keragaman yang menarik dan bisa dipasarkan.
Kesimpulannya, pemda-pemda di Indonesia, baik level provinsi, kabupaten, atau kota perlu melakukan City Branding, agar daerahnya bisa makin dikenal, sehingga diharapkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya makin meningkat.
Bagaimana pak Gubernur, pak Bupati, dan pak Walikota ? Segeralah take action !
SOLO MENARI
Solo Menari
DASAR PEMIKIRAN
Keberadaan dunia tari pada era global sekarang ini bukan saja milik etnis tertentu, tetapi sudah merupakan bagian masyarakat di dunia. Oleh karenanya kehidupan tari juga menjadi tanggung jawab bersama, tak terkecuali masyarakat kota Solo, Pemkot dan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
Keberadaan dunia tari pada era global sekarang ini bukan saja milik etnis tertentu, tetapi sudah merupakan bagian masyarakat di dunia. Oleh karenanya kehidupan tari juga menjadi tanggung jawab bersama, tak terkecuali masyarakat kota Solo, Pemkot dan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
Tari merupakan ekspresi jati diri bangsa, sumber kreativitas dan merupakan heritage yang harus dilestarikan dan dikembangkan agar tidak terkikis oleh modernitas.
Kesadaran akan kekuatan jati diri sebagai basic fundamental akan membawa eksplorasi dan ekspresi menuju sajian dan kekaryaan yang memiliki tafsir dan makna mengkini
TARI
Program UNESCO bahwa tari akan dapat berfungsi untuk melawan bias-bias segala diskriminasi yang terus mengancam keutuhan. Tari bukan hanya sebagai bahan eksebisi atau ekstrimitas Fisikal, dramatisasi dari keadaan; tetapi menjadi tempat untuk merayakan ragam perbedaan antar sesama umat manusia. Selain itu "tari" merupakan salah satu pilar terakhir yang masih menjadi kebanggaan bangsa di tingkat regional, nasional, maupun tingkat internasional, oleh karenanya harus kita pertahankan secara maksimal
Program UNESCO bahwa tari akan dapat berfungsi untuk melawan bias-bias segala diskriminasi yang terus mengancam keutuhan. Tari bukan hanya sebagai bahan eksebisi atau ekstrimitas Fisikal, dramatisasi dari keadaan; tetapi menjadi tempat untuk merayakan ragam perbedaan antar sesama umat manusia. Selain itu "tari" merupakan salah satu pilar terakhir yang masih menjadi kebanggaan bangsa di tingkat regional, nasional, maupun tingkat internasional, oleh karenanya harus kita pertahankan secara maksimal
KEGIATAN
1. Solo Menari (Seluruh warga Kota Solo, Yang Muda Yang Menari)
2. Membangun identitas “Hari Tari” dengan mengenakan atribut tari, pada hari tari.
3. Gelar Tari 24 jam
4. Menari 24 jam
5. Orasi Tari
1. Solo Menari (Seluruh warga Kota Solo, Yang Muda Yang Menari)
2. Membangun identitas “Hari Tari” dengan mengenakan atribut tari, pada hari tari.
3. Gelar Tari 24 jam
4. Menari 24 jam
5. Orasi Tari
WAKTU DAN TEMPAT
World Dance Day tahun 2010 kegiatan akan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010. Kegiatan dilaksanakan di Slamet Riyadi, 4 titik Panggung 1. Solo Square, 2. Loby Kantor PLN Surakarta, 3. Joglo Sriwedari dan 4, di Balai Kota Surakarta
Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jl Ki Hadjar Dewantara 19, Kentingan, Jebres, Surakarta.
World Dance Day tahun 2010 kegiatan akan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 April 2010. Kegiatan dilaksanakan di Slamet Riyadi, 4 titik Panggung 1. Solo Square, 2. Loby Kantor PLN Surakarta, 3. Joglo Sriwedari dan 4, di Balai Kota Surakarta
Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jl Ki Hadjar Dewantara 19, Kentingan, Jebres, Surakarta.
STAGE
Pada masing-masing Panggung akan disiapkan
1. Panggung 9 X 6
2. Property panggung
3. Sound Sytem
4. Gamelan
Pada masing-masing Panggung akan disiapkan
1. Panggung 9 X 6
2. Property panggung
3. Sound Sytem
4. Gamelan
PESERTA
Dari kota Solo:
SMA Batik I, SMK N 8, Sorya Sumirat, Sriwedari, Remaja Sriwedari, RRI, Sarwi Budaya, Meta Budaya, Padmo Susastran, Independen Ekspresi, Studio Taksu, Jurusan Tari, Jurusan Pedalangan, Jurusan Etnomusikologi ISI Surakarta, MGMP Seni Tari SMP dan SMA, Barongsay, SMA-SMA di kota Solo, Keraton Kasunanan, Pura Mangkunegaran.
Dari Luar Kota Solo;
Perguruan Tinggi Seni di Indonesia, ISI Yogyakarta, STSI Bandung, ISI Bali, STKW Surabaya, Unesa Surabaya, UPI Bandung, ITB Bandung, UNDIP Semarang, Keraton Kasultanan, Pura Pakualaman,Ponorogo, Tulungagung, Pacitan, Jawa Timur, Wonosobo, Bali, Banyumas, Tegal, Salatiga, Aceh, Kalimantan, Jayapura.
Luar Negeri;
Malaysia, Singapura,
Orasi Tari;
Eros Jarot dan Sardono W Kusumo.
Event besar World Dance Day tahun 2010, akan digelar pertunjukan tari selama 24 jam (dua puluh empat jam). Dimulai pukul 07.00 (Kamis pagi 29 April) dan akan berakhir pukul 07.00 hari berikutnya (Jum’at, 30 April 2010).
Minggu, 18 April 2010
GAYA HIDUP.
- 12 April 2004
Vegan, Meraih Daya Hidup
Tresiaty Pohe gesit seperti bola bekel. Perempuan ini juga tampil bercahaya dengan tubuh langsing dan kulit kencang. Padahal, "Ssst..., umur saya sudah hampir 60 tahun, lo," kata nenek tujuh cucu ini.
Layaknya iklan baterai yang terus bertenaga, aktivitas Tresiaty sebagai dokter bedah plastik di Rumah Sakit Siloam, Tangerang, tak pernah kendur. Mengobati pasien, menyelenggarakan seminar, kegiatan gereja, dia lakoni dari pagi sampai jauh malam. "Berdiri 10 jam nonstop untuk operasi besar juga enteng saja," katanya saat ditemui TEMPO pekan lalu. Saking sibuknya, dua orang asisten Tresiaty mengeluh kerepotan mengikuti padatnya jadwal sang majikan.
Tresiaty membagikan jurus spesial agar tetap bugar. "Jadilah vegan," katanya. Seorang vegan, dia menjelaskan, menjauhi segala macam makanan yang mengandung unsur hewani. Bukan hanya daging, aneka rupa produk turunan hewani?misalnya susu, keju, telur, mentega, krim, yogurt?juga harus diberi ucapan sayonara. Sayur dan buah-buahan, itulah santapan kaum vegan.
Sesungguhnya, semangat kaum vegan serupa dengan vegetarian. Keduanya sama-sama menghargai hewan. Mereka tidak mau kehidupan para hewan?ternak atau bukan?sengaja dimanipulasi dan dirampas untuk dijadikan makanan. Perut manusia toh bukan kuburan tempat bangkai kambing, ayam, sapi, ikan, menumpuk jadi satu.
Bedanya, kaum vegan menghindari semua jenis dairy product dan acara masak-memasak. Buah dan sayur sebisa mungkin disantap dalam kondisi mentah lagi segar. Kalaupun terpaksa dimasak, sayur cukup dikukus atau ditumis ala kadarnya. Aneka zat kimia seperti penyedap, pengawet, pengembang, pewarna, juga dijauhkan dari makanan. Segala langkah ini demi menjaga keutuhan enzim, vitamin, dan nutrisi lain yang ada pada sayur dan buah.
Proses memasak, apalagi penggorengan sampai ratusan derajat Celsius, sudah pasti merusak segala jenis enzim, vitamin, dan protein yang berguna bagi tubuh. Sayur yang telah dimasak pun akhirnya cuma jadi dead food, makanan mati. "Makanan seperti ini cuma mengenyangkan perut tetapi tidak memberikan daya hidup," kata Tresiaty.
Di dunia, istilah vegan sendiri baru dimunculkan oleh Donald Watson, anggota Vegetarian Society di Leicester, Inggris, pada 1944. Kala itu Watson mengajukan proposal pembentukan satu sayap Vegetarian Society yang sama sekali menolak dairy product. Proposal ini ditolak karena dianggap kelewat radikal. Lagi pula, jika manusia semata-mata makan tetumbuhan, para ahli bakal dibuat repot menyusun ulang posisi manusia dalam rantai makanan.
Akhirnya Watson dan kawan-kawan yang sealiran mendirikan The Vegan Society. Aliran ini kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia dengan tokoh panutan seperti Benjamin Zephaniah, penyair, dan Wendy Turner, presenter televisi.
Tidak sekadar berhenti pada pola diet, veganisme memang melebar hingga menjadi gaya hidup yang bernuansa ideologis. Untuk menjadi anggota American Vegan Society, misalnya, seseorang harus memenuhi persyaratan: tak boleh memakai jaket, tas, dan sepatu kulit binatang. Wajib pula menghindari penggunaan sabun, sampo, kosmetik, yang mengandung lemak hewani atau diujicobakan kepada hewan.
Veganisme terus berkembang dalam beragam variasi. Sebagian orang menggunakan keyakinan agama, seperti Hindu dan Advent, sebagai alasan untuk bervegan-ria. Sebagian lainnya menggunakan kesehatan sebagai alasan utama. Kelompok terakhir ini biasanya cuma mengadopsi pola diet vegan yang serba hijau. Tas kulit buaya, sepatu kulit lembu, jaket kulit ular kobra, sayang dong, jika ditinggalkan. Termasuk dalam kelompok ini adalah jajaran selebriti Alicia Silverstone, Lindsay Wagner, Boy George, dan Carl Lewis.
Indonesia juga tidak luput dari kepak sayap vegan. Pada tahun 2000, organisasi The Indonesian Vegan Society (IVS) resmi didirikan. "Kami memang tidak tahu pasti berapa jumlah penganut vegan di Indonesia," tulis Vandayani Dewi, pengelola situs www.i-v-s.org. Belakangan, situs ini diramaikan oleh 1.000 anggota yang sebagian besar adalah ekspatriat atau pelancong mancanegara yang sedang mampir ke Indonesia.
Tresiaty Pohe, tokoh di awal tulisan ini, memang bukan anggota The Indonesian Vegan Society. Namun Tresiaty inilah salah satu aktor penting penyebar gaya hidup vegan di negeri ini. "Saya kampanye vegan karena sudah merasakan sendiri khasiatnya," katanya.
Empat tahun lalu, kondisi Tresiaty jauh dari bugar. Jantung koroner, maag kronis, radang persendian, migrain, hipertensi, adalah deretan keluhannya. Obat gosok dan sekantong obat-obatan selalu menemani ke mana pun dia pergi. Tidak jarang Tresiaty merasakan kesakitan dan kecemasan yang luar biasa. "Seperti mau mati," katanya.
Letih didera aneka penyakit, Tresiaty menjajal diet vegan secara radikal. Hanya sayur dan buah mentah yang dia santap dalam jumlah besar. "Hanya dalam tempo sebulan, semua keluhan lenyap," kata Tresiaty. Tekanan darah meluncur turun ke level normal, pegal linu hilang, pusing menguap. Tubuh jauh lebih bugar. Kantong berisi obat-obatan pun disingkirkan.
Memang, ada efek tak nyaman yang dirasakan pada hari-hari pertama berdiet vegan. Tresiaty, misalnya, mengalami demam, menggigil, dan pusing hebat. Semua ini adalah pertanda keluarnya zat-zat racun (detoksifikasi) yang selama ini mengendap di dalam tubuh. Perlahan-lahan, efek samping menghilang dan tubuh jadi terbiasa dengan sayur dan buah segar. Sekarang, "Saya malah pusing kalau terpaksa menyantap makanan non-vegan," kata Tresiaty.
Berbekal pengalaman pribadi, Tresiaty kemudian mempelajari dengan serius serba-serbi diet vegan. Kemudian, pada 2001, klinik "Diet Center" didirikan Tresiaty di Modernland, Tangerang, yang sepenuhnya bersandar pada metode diet vegan.
Pasien klinik ini juga yang kemudian turut serta mengkampanyekan gaya hidup sayur dan buah. Pendeta Timotius Budiman, misalnya, berdiet vegan sejak setengah tahun lalu. "Berat badan saya turun dari 99 menjadi 85 kilo," katanya bangga. Budiman juga lepas dari obat-obatan pereda hipertensi, diabetes, dan pusing, yang selama bertahun-tahun dia konsumsi. Sukses ini membuat Budiman bersemangat menularkan veganisme kepada jemaat gereja serta kawan-kerabatnya.
Selain membuka klinik, Tresiaty juga rutin menggelar seminar tentang veganisme. Pekan lalu seminar digelar di Hotel Mercure Rekso, Jakarta, dan dihadiri 500-an peserta. Rani, seorang ibu rumah tangga peserta seminar, tertarik ingin hidup sehat ala vegan. Hanya, agak repot jika dia mesti menganut gaya hidup vegan secara menyeluruh. "Saya pilih jadi fleksitarian dulu, deh," katanya sambil tersenyum, "Fleksibel aja."
Sebisa mungkin, Rani berjanji akan menerapkan veganisme dengan aneka jus jambu-tomat-wortel-semangka-sawi-bayam. Tapi, bolehlah sekali-sekali membelot. Katanya jujur, "Mana bisa tahan kalau ada kawan yang nraktir sate kambing yang mak nyus?"
Mardiyah Chamim
Selasa, 06 April 2010
Sabtu, 03 April 2010
HALAL BI HALAL DISKOMINFO KOTA SURAKARTA 2009
Berkumpul bersama teman teman kantor,dalam rangka acara halal bi halal untuk saling memberikan maaf,dan juga sebagai ajang merajut kerukunan
Kamis, 01 April 2010
Langganan:
Postingan (Atom)