Senin, 29 Maret 2010

MUSRENBANGKOT KOTA SURAKARTA 2010 : musyawarah apa pengaminan program

     MUSRENBANGKOT KOTA SURAKARTA 2010
                         ( musyawarah apa pengaminan sebuah program )
PENGANTAR
Idealnya sebuah musyawarah adalah bergaining politik dalam mengambil suatu kebijakan,se[erti pada musrenbangkot kota surakarta tahun 2010 ,dimana program program yang dibahas adalah  tentang program/kegiatan untuk tahun berikutnya.Program program teraebut sudah dijaring dari bawah mulai tingkat kelurahan,kecamatan,kelompok diskusi terbatas dan yang terakhir adalah forum SKPD.Okelah kalau itu memang tahapannya karena sesensinya adalah penjaringan dari bawah dan di sinkronkan dengan program baik itu vsi walikota ,program pemerintah pusat dan pokok pokok pikiran DPRD.Ini adalah formalitasnya dan sayangnya juga hanya formalitas saja.

Pengantar pembukaan yang dilaporkan oleh sekda ,mengatakan /mengindikasikan bahwa forum ini katanya semakin loyo alias tidak atau kurang mendapat respons masyarakat,bahkan konon katanya ini bentuk musyawarah pembangunan yang sudah ke sepuluh kalinya,sebuah fase yang cukup lama seharusnya secara kualitas dan tingkat bergaining position/politik dari forum ini tidak pernah nampak.bahkan masyarakat seperti kecewa dan prustasi ketika sudah sampaipada penampilan APBD,usulan usulan yang digagas lenyap tanpa bekas alias tidak terakomodir dengan alasan dari pemerintah adanya keterbatasan dana atau dianggap kurang prioritas.

Pertanyaannya sekarang apalah artinya perencanaan dari bawah sebagai sebuah wujud konsekuensi demokratisasi dan kepentingan stake holder yang harus dikedepankan.Bahkan sampai mubncul usulan tim pengawalan dan monitoring program yang dilahirkan dari hasil musrenbangkot sampai kini belum pernah disetujui dengan berbagai alasan dari pihak pemkot

EVALUASI MODEL MUSRENBANGKOT
Saya kira betul yang dilaporkan oleh sekda solo itu,bahwa tingkat partisipasi masyarakat semakin menurun terhadap forum semacam ini,danditanggapi walikota bahwa perlu ada model baru dalam forum seperti ini,saya mengamai saja dari jalannya forum itu,dari paparan masing masing bidang selalu ..setujuuu...dan seetuujuuu...terus apa arti dan sensi dari forum musyawarah ini,padahal moment iiadalah moment yang terbuka demokratis dan seharusnya menghasilkan suatu keputusan politik dalam kebijakan penganggaran program kedepan.Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para wakil rakyat,mereka bahkan banyak yang meninggalkan forum sebelum selesai,seharusnya mereka mengawak/mengikuti sampai selesai,dan celakanya lagi para kepala SKPD bahkan ada yang pulang dan ketika suatu program unggulan yang disampaikan terdapat tanggapan dari masyarakat tidak ada yang bisa dikonfirmasi.ini sebuah perilaku yang kurang responsif.Saya jiga mencatat beberapa keluhan dari elemen masyarakat/lsm dan ormas yang kecewa ketika forum ini dingin dingin saja dan tidak ada debat.

IMPLIKASI KEDEPAN TERHADAP FENOMENA INI
Reformasi birokrasi yang didalamnya mengedepankan prinsip good government dan good governance tidak akan terwujud dan yang tejadi mungkn tingkat ketidak percayaan masyarakat dan akhirnya apatisme atau mungkin malah mosi tidak percaya.Copba kita tengok dari hasil musrenbangkot yang knon sudah berusia sepuluh tahun ini makin tahun makin merosot kualitasnya (red: diakui sendiri oleh sekdanya),terus ini siapa yang salah,apa masyarakatnya yang apatis apakah pemerintahnya yang tidak konsekuen.data yangada dari APBD hamya berapa persen usulan yang terserap ,sangat kecil dan sangat tidak signifikan.Tingkat hegemoni pemerintah nampaknya masih mendominir dengan beberapa alasan dan anehnya wakil rakyatnya juga tidak responsif.Maka enurut saya ini harus disikapi dengan arif dan dalam benak penguasa konsisiten dalam mendistribusikan kekuasaannya,jamgan memanipulir perencanaan dari bawah ini memnajdi perencanaan yang sentralistik.

OTO KRITIK TEHADAP PROGRAM YANG ADA SEKARANG.
maaf saya menlai banyak program yang terlalu bersemangat untuk membrabding kota,proyek proyek yang cukup menyerap keuangan daerah dan dari proyek itu tidak menghasilkan atau paling tidak memiliki tingkat recovery/bisa membiayai sendiri.contoh pembangunan taman balekambang,memang bagus,tetapi bagaimanaimplikasi pemeliharaan kedepannya,pasti akan menyedot dana yang cukup banyak.Saya memaklumi memang kota solo tidak bisa mengandalkan dari sumber daya alamnya,sehingga sumber daya yang ada adalah sektor jasa.(lihat PDRB).Namun demikian program program yang pro poor juga sebetulnya sudah berjalan,hanya implementasinya kurang mengena pada sasaran,penataan PKL,ternyata masih banyak menyisakan permasalahan.dsb.
Jadi kesimpulannya program program yang dijalankan adalah program dari sebuah obsesi dengan nama manajemen branding yang menyedot banyak dana,tetapi out come dari branding ini belum cukup signifikan,contohnya tngkat kedatangan wisatawan (yang seharusnya kita tidak terlalu jauh dibandingkan dengan yogya,apalagi potensinya hampit sama)

NASIB PERENCANAAN DARI BAWAH YANG TERBAWAHKAN
Kembali kepada hasil forum bottom up yang mboten up ini apalagi sudah berumur sepuluh tahun,masih begitu begitu saja dan saya mengamati ada semacam apatisme dari masyarakat akan forum yang sebenarnya memiliki kekuatan politik yang real.Unruk itu mari kita tata kembali dengan komitmen baru yang konsekuen bahwa yang seharusnya idealny.a prporsi anggaran itu lebih besar dari hasil rumusan musrenbangkot.inilah yang sebenarnya diesebut the real good governance.(catatanku)maret 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar